TribunBaru.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB) Muhaimin Iskandar angkat bicara soal sosok Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym) di Pilgub Jawa Barat 2018. Menurutnya Aa Gym menarik dipertimbangkan untuk diusung karena memiliki potensi.
Nama Aa Gym beberapa kali muncul dalam beberapa lembaga survei. Aa Gym memiliki tingkat keterkenalan cukup baik diatas 90 persen dan kesukaan dengan 80 persen.
"Aa Gym ini menarik ya dan potensial juga," kata pria yang akrab disapa Cak Imin ini disela-sela tinjauannya langsung ke Pasar Tradisional Cimindi, Kota Cimahi, Kamis (22/6).
Menurut dia, Aa Gym memiliki cukup modal jika ikut bertarung di kontestasi politik 2018 mendatang. Sebab, dia menilai pimpinan pondok pesantren Darut Tauhid (DT) tersebut punya modal kepemimpinan yang cukup baik.
"Ya karena beliau punya modal kepemimpinan," jelas pria yang kerap disapa Cak Imin ini.
Meski demikian, PKB belum bisa memastikan apakah nama dai kondang itu benar-benar bakal diusung atau tidak. "Belum. Kita lihat dulu saja."
Dai kondang K.H Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym, dalam beberapa survei dianggap memiliki popularitas tinggi. Bekal itu membuatnya dikabarkan akan ikut mewarnai persaingan Pilgub Jabar 2018.
Meski mempunyai popularitas, Aa Gym dianggap belum mampu menandingi nama Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, dan Dedi Mulyadi. "Meski namanya menanjak tapi mereka tetap akan kalah sama nama Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, dan Dedi Mulyadi," kata Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Unpad Muradi, dalam sebuah diskusi terkait terorisme di Bandung, Senin (12/6).
Dalam beberapa survei, nama pimpinan Ponpes Daarut Tauhid (DT) tersebut berada di antara salah satu kandidat populer. Nama Aa Gym lewat survei Indo Barometer memiliki popularitas sampai 94,9 persen. Aa Gym hanya kalah dari Deddy Mizwar memiliki popularitas 99 persen. Selain itu Aa Gym juga memiliki persentase tingkat kesukaan sebanyak 80,2 persen. Dia hanya kalah dari Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi, dan Dede Yusuf.
Muradi melanjutkan, bahwa populernya Aa Gym bukanlah satu bekal bisa dengan mudah mengantarkannya duduk orang nomor satu di Jabar. "Orang dikenal saja enggak cukup. Sule itu keterkenalannya 100 persen. Tapi untuk dipilih nanti dulu. Orang yang sudah terkontaminasi Pilkada Jakarta, orang akan mencari pemimpin pemerintahan bukan agama," imbuhnya.
Memiliki 47 juta jiwa dengan 97 persen warganya mayoritas muslim itu juga bukan jaminan. Nama Aa Gym saat ini sudah tidak sekuat dulu, sebelum isu poligami menerjangnya. "Dia sudah kehilangan momentum menjadi ulama. Karakter dia tidak lagi mampu menghipnotis umat, makannya dia butuh momen baru dan hal baru," terangnya.
Jika nanti Aa Gym maju dia memprediksi isu-isu poligami akan mudah kembali diembuskan. Menurutnya selain ibu-ibu yang memang bukan 'pengikutnya' dari Daarut Tauhid tidak setuju dengan orang berpoligami. "Poligami. Ibu-ibu di pengajian normal enggak suka soal bapa-bapa poligami," jelasnya. Dengan begitu itu akan menjadi ganjalan utama jika memang Aa Gym ingin maju pada kontestasi politik 2018.
Dia menilai, meski Aa Gym masih dengan malu-malu menyatakan keinginannya di Pilgub Jabar, tapi itu sebenarnya tidak demikian. Komunikasi politik yang ditunjukan Aa Gym pada media dengan menyebut tengah beristikharah adalah bagian dari ambisi kuat untuk ikut berpolitik.
Baginya 'istikharah' yang dikatakan Aa Gym dengan embel-embel menggalang dukungan adalah ambisi kuat untuk Pilgub Jabar.
"Saya lihat ada dua motif Aa Gym karena kebutuhan umat atau ambisi politik. Tapi saya lihat itu ambisi politik. Jadi umat nomor sekian. Aa butuh panggung baru. Karena orang lihat Aa Gym sudah berbeda. Dia kalah sama misalnya Arifin Ilham, dan ustaz lainnya. Sehingga dia butuh kosmetik baru. Dia sadar betul untuk meningkatkan momentum ini," tandasnya.
Meski mempunyai popularitas, Aa Gym dianggap belum mampu menandingi nama Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, dan Dedi Mulyadi. "Meski namanya menanjak tapi mereka tetap akan kalah sama nama Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, dan Dedi Mulyadi," kata Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Unpad Muradi, dalam sebuah diskusi terkait terorisme di Bandung, Senin (12/6).
Dalam beberapa survei, nama pimpinan Ponpes Daarut Tauhid (DT) tersebut berada di antara salah satu kandidat populer. Nama Aa Gym lewat survei Indo Barometer memiliki popularitas sampai 94,9 persen. Aa Gym hanya kalah dari Deddy Mizwar memiliki popularitas 99 persen. Selain itu Aa Gym juga memiliki persentase tingkat kesukaan sebanyak 80,2 persen. Dia hanya kalah dari Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi, dan Dede Yusuf.
Muradi melanjutkan, bahwa populernya Aa Gym bukanlah satu bekal bisa dengan mudah mengantarkannya duduk orang nomor satu di Jabar. "Orang dikenal saja enggak cukup. Sule itu keterkenalannya 100 persen. Tapi untuk dipilih nanti dulu. Orang yang sudah terkontaminasi Pilkada Jakarta, orang akan mencari pemimpin pemerintahan bukan agama," imbuhnya.
Memiliki 47 juta jiwa dengan 97 persen warganya mayoritas muslim itu juga bukan jaminan. Nama Aa Gym saat ini sudah tidak sekuat dulu, sebelum isu poligami menerjangnya. "Dia sudah kehilangan momentum menjadi ulama. Karakter dia tidak lagi mampu menghipnotis umat, makannya dia butuh momen baru dan hal baru," terangnya.
Jika nanti Aa Gym maju dia memprediksi isu-isu poligami akan mudah kembali diembuskan. Menurutnya selain ibu-ibu yang memang bukan 'pengikutnya' dari Daarut Tauhid tidak setuju dengan orang berpoligami. "Poligami. Ibu-ibu di pengajian normal enggak suka soal bapa-bapa poligami," jelasnya. Dengan begitu itu akan menjadi ganjalan utama jika memang Aa Gym ingin maju pada kontestasi politik 2018.
Dia menilai, meski Aa Gym masih dengan malu-malu menyatakan keinginannya di Pilgub Jabar, tapi itu sebenarnya tidak demikian. Komunikasi politik yang ditunjukan Aa Gym pada media dengan menyebut tengah beristikharah adalah bagian dari ambisi kuat untuk ikut berpolitik.
Baginya 'istikharah' yang dikatakan Aa Gym dengan embel-embel menggalang dukungan adalah ambisi kuat untuk Pilgub Jabar.
"Saya lihat ada dua motif Aa Gym karena kebutuhan umat atau ambisi politik. Tapi saya lihat itu ambisi politik. Jadi umat nomor sekian. Aa butuh panggung baru. Karena orang lihat Aa Gym sudah berbeda. Dia kalah sama misalnya Arifin Ilham, dan ustaz lainnya. Sehingga dia butuh kosmetik baru. Dia sadar betul untuk meningkatkan momentum ini," tandasnya.
PKB, lanjut dia, masih menimbang dan melakukan komunikasi langsung dengan beberapa tokoh yang disebut bakal maju di Pilgub Jabar. Sebut saja Ridwan Kamil, Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi.
"Semua calon (komunikasi) seperti Ridwan Kamil, Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi. Pada dasarnya semua memiliki kualifikasi," imbuhnya.
No comments:
Post a Comment