Saturday, June 3, 2017

Mantan Ketua DPR kritik tren 'Saya Pancasila, Saya Indonesia'

 
 TribunBaru.com - Ketua Umum Depinas Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Ade Komarudin tak ingin mengikuti tren 'Saya Pancasila, Saya Indonesia'. Tren tersebut ramai di media sosial seiring peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni kemarin.

"Saya dapat WA dari Fraksi Golkar anggota DPR sebelah, 'Saya Indonesia, saya Pancasila'. Kalau saya Pancasila, saya bukan Ade Komarudin dong," kata Akom dalam diskusi tentang Kebhinekaan dan persatuan nasional di kediamannya Jalan Mendawai, Jakarta, Jumat (2/6).

Muncul tren foto dengan disandingkan tulisan 'Saya Pancasila, Saya Indonesia' di media sosial sejak kemarin. Namun rupanya, hal tersebut dinilai Ade Komarudin keliru.

Kalimat yang tepat seharusnya adalah 'Saya Indonesia, Saya Pancasilais'. Menurut Akom, hal tersebut dari penjelasan beberapa pemimpin Redaksi (Pemred) media nasional pada saat berbuka puasa bersama kemarin yang menemui dirinya.

"Kemarin malam dikritik pertemuan para Pemred (Pemimpin Redaksi), saya Pancasilais kalau ingin mengaku Pancasila," kata mantan Ketua DPR ini.
Sementara itu Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengajak dunia internasional, khususnya Asia mengimplementasikan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila. Menurutnya, Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia juga bisa digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan dunia.

"Pancasila bisa menjadi pedoman. Dengan spirit Pancasila saya percaya Asia bisa mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan," katanya saat berpidato di konferensi ke-12 Jeju Forum for Peace and Prosperity, Jeju, Korea Selatan, Kamis (1/6).

Mega mengatakan, Pancasila adalah pemandu secara spiritual, politik, ekonomi dan lainnya. Pancasila dapat diimplementasikan secara internasional untuk mencari solusi kehidupan bersama. Pancasila dicetuskan Presiden Soekarno saat berpidato pada 1 Juni 1945 lalu. Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia memiliki lima sila.

"Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Percaya kepada Tuhan dan saling menghormati antar sesama," ujarnya.

Sila kedua, kata Mega, soal keadilan sosial. Melalui prinsip kedua ini Indonesia berkomitmen terhadap keadilan dan kesejahteraan tidak hanya untuk rakyat Indonesia namun juga untuk negara lain. Kemudian sila ke tiga persatuan Indonesia. Mega mengatakan, hal ini dapat diinterpretasikan secara internasional.

Sila ke empat, lanjut Mega, soal diskusi dan demokrasi mufakat. Menurutnya, demokrasi bukan untuk dimonopoli tapi adalah milik rakyat seutuhnya. "Sila kelima keadilan sosial berhubungan kepada kesejahteraan sosial," katanya.

"Itu lah Pancasila kami. Percaya kepada Tuhan, keadilan sosial, internasionalis, demokrasi. Pancasila adalah pemandu secara spiritual, politik, ekonomi, dan lain-lain. Pancasila dapat diimplementasikan secara internasional untuk mencari solusi kehidupan bersama," tambah Ketua Umum PDI Perjuangan ini.

Mega percaya tak ada seorang pun yang mau mentransfer konflik ke generasi muda. Karenanya Pancasila bisa menjadi pedoman untuk mewujudkan perdamaian.

No comments:

Post a Comment