BaruMerdeka.com - Pemerintah Myanmar menegaskan pihaknya tidak memiliki kerja sama militer dengan Korea Utara. Pernyataan ini dilontarkan menyusul kedatangan seorang diplomat Amerika Serikat ke negaranya.
Diplomat AS tersebut, menurut Sekretaris Tetap Kementerian Luar Negeri Myanmar Kyaw Zeya, datang untuk memastikan 'kedekatan' Myanmar dengan negara pimpinan Kim Jong-un tersebut.
"Hubungan kami hanya biasa saja. Sejauh yang saya pahami, tak ada hubungan militer antara Myanmar dengan Korea Utara," ucap Zeya, seperti dilansir dari The Star, Senin (17/7).
Zeya menambahkan negaranya terus patuh pada resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Korea Utara.
Utusan AS, Duta Besar Joseph Yun, tiba di Naypyidaw Senin pagi. Dari keterangan Kedutaan AS di Yangoon, Yun dijadwalkan bertemu dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi serta komanda militer Myanmar.
Pertemuan ini dilakukan untuk mendapat jaminan dari pemerintah Myanmar bahwa negara itu tidak memiliki kedekatan militer dengan Korea Utara. Pasalnya, saat masih dikuasai junta militer, Myanmar memiliki hubungan erat dengan Korut.
Bahkan, Pyongyang pernah mengirimkan ahli dan material pembuatan rudal ke Myanmar. Meski demikian, Myanmar menegaskan, kesepakatan senjata dan hubungan militer dengan Korut sudah berhenti sejak 2011 lalu.
Zeya menuturkan, AS tidak menjelaskan secara rinci mengenai bahasan yang akan didiskusikan dalam pertemuan dengan pemimpin Myanmar ini.
"Mereka (AS) tidak terlalu spesifik menjelaskan maksud kedatangan utusannya itu, namun kami mengetahui diplomat AS itu merupakan utusan khusus AS seputar isu Korut," lanjutnya.
Sebelum ke Myanmar, Yun sempatkan diri hadir ke sebuah konferensi di Singapura yang berfokus pada isu di Semenanjung Korea. Ambisi nuklir dan rudal Korut juga dibahas dalam forum tersebut.
Sementara itu, lawatannya ke Myanmar diumumkan tak lama setelah Pyongyang meluncurkan uji coba rudal antarbenua yang diklaim bisa capai daratan AS pada 4 Juli lalu.
No comments:
Post a Comment