Tuesday, July 25, 2017

Bacaan politik Amien Rais dan 'something wrong' Jokowi


BaruMerdeka.com - Kabinet Presiden Joko Widodo ( Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla (JK) dibuat gaduh dengan manuver Partai Amanat Nasional (PAN). Suara desakan agar PAN keluar dari koalisi partai pendukung pemerintah pun menyeruak ke permukaan.

Gara-garanya, PAN tak sejalan dengan pemerintah saat partai pendukung Jokowi bersikap di Revisi Undang-Undang Pemilu. PAN memilih presidential threshold nol persen bersama partai oposisi yakni Gerindra, Demokrat dan PKS.

Puncaknya, saat PAN memutuskan walkout dalam paripurna pengambilan keputusan revisi UU Pemilu pada Kamis (20/7) tengah malam. Padahal, PDIP, Golkar, NasDem, Hanura, PKB dan PPP satu suara dukung presidential threshold 20 persen.

Silang pendapat antara PAN dan partai pendukung Jokowi pun terjadi. Mayoritas partai pendukung Jokowi, sepakat jika PAN didepan dari koalisi pemerintah. Isu reshuffle pun seiring sejalan dengan sikap PAN yang kerap membelot dari pemerintah.

Di tengah kisruh itu, Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais mengusulkan, Menpan RB Asman Abnur yang notabene kader PAN mundur dari kabinet Jokowi. Amien ingin PAN keluar pemerintahan dan berkoalisi dengan rakyat.

"Saya usul supaya Asman Abnur segera keluar dari kabinet. Titik," tegas Amien Rais.



Ketua DPP PAN Yandri Susanto mencoba membaca maksud Amien. Dia meyakini, ada informasi yang telah diterima Amien. Terlebih ada isu reshuffle yang berhembus belakangan ini. Bacaan politik Amien diyakini selalu tepat.

"Pak Amien ini kan tokoh senior yang hitungan politik dalam isu kekinian Pak Amien selalu akurat. Tapi ya terserah itu, tergantung Bang Asman mau mundur atau enggak," kata Yandri saat dihubungi merdeka.com, Senin (24/7).

Wakil Ketua Umum PAN, Hanafi Rais melihat dari sisi yang berbeda. Dia menyatakan, ada sesuatu yang salah dengan Jokowi dan partai pendukungnya. Sebab, keputusan Jokowi kerap berubah, khususnya dalam hal revisi UU Pemilu.

Hanafi mengungkap, ada pertemuan antara Ketum PAN Zulkifli Hasan dengan Jokowi sebelum paripurna revisi UU Pemilu. Hanafi menambahkan, jika pertemuan antara Zulkifli dengan Jokowi menghasilkan kesepakatan soal RUU Pemilu. Tapi rupanya, terjadi kejanggalan yang membuat PAN walkout dari paripurna.

"Nah ketika sepakat bertemu, ya katakanlah ada pertemuan dan sepakat ada konsensus, tetapi di hari H, ketika akan pengambilan keputusan ternyata tidak pas, berarti ada something wrong. Apakah komunikasi Presiden dengan pihak-pihak lain, ataukah mungkin ketidaksetujuan di antara fraksi-fraksi lain," kata Hanafi di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/7).


Kendati demikian, putra senior PAN Amien Rais ini, mengaku tidak tahu kejanggalan yang membuat PAN berbeda sikap dengan partai-partai pendukung pemerintah mendukung paket A RUU Pemilu. Kejanggalan itu pun harus segera dicari akar masalahnya.

"Jadi saya pikir, ada missing link yang harus ditemukan dan saya tidak tahu itu apa yang terjadi. Tetapi yang jelas saya kira semangat PAN sejak awal konsensus dan musyawarah mufakat begitu. Nah ketika tidak terjadi, berarti ada hal yang tidak dicapai dan itu harus ditemukan faktornya," tegasnya.

No comments:

Post a Comment